Gelap sudah bergelayut disini, hujan menyisakan genangan genangan air
di kolam kolam kecil di halamanku. Tapi aku masih saja mematung menepis
kesunyian.
Mulai ku julurkan telunjuk mengukir sisa sisa bayangmu di
kaca yang berembun.
Akhh aku lupa, aku lupa saat mulai membuat sketsa
wajahmu karena semburat senja tadi menghalangiku menatap dirimu lebih
lama.
Tidak... tidak.. ternyata memoriku jauh lebih kuat dari itu, bukan
wajahmu yang aku lupa tapi seberapa lama aku mengenalmu yang aku lupa,
karena detak jam dinding pun tak mau bercerita tentang sejak kapan kau
tawarkan kehangatan itu padaku.
Hey, untuk kau yang sedang pongah
mengikuti dilema hidupmu..
Dengarlah aku akan bercerita tentang sekeping
hati yang ku sisakan untukmu..
Benar, kau benar.. Sekeping hati itu tidak
akan ku satukan pada sekeping hati yang masih rancu bagimu. Karena ada
seonggok hati utuh yang telah kau genggam lebih dahulu.
Tapi kenapa kau
ragu? aku tidak akan meminta mu memungut kepingan hati itu untukku..
Aku
hanya meminta kau biarkan saja kepingan hatiku berkelana sesuka hatinya
sampai waktu menghentikan langkahnya.
Tahu kah kau, buah kata yang akan
ku lantunkan di setiap sembah sujudku kepada Sang Pembolak balik hati.
Ya tentu, tentu ada namamu, ada doa ketentraman dan kesehatan untukmu.
Akhh andai kau tahu, saat ini aku tidak pernah punya angan jauh
bersamamu, dapat melihatmu tersenyum saja sudah melepaskan gundahku.
Aneh memang, jangankan kau.. aku saja bingung dengan perasaan ku.
Aku
tak ingin memiliki mu hari ini, tapi aku ingin kau tetap ada disini
menjadi senandung tidurku.
Biarlah sayapku kembang dengan bayangmu.
Sungguh indah, benar-benar indah rasa ini.
Tuhan memberikan aku sebuah
rasa keikhlasan yang lebih kuat dari rasa inginku.
Tuhan pun mengulurkan
tanganNya dengan murah hati untuk menampung rasa yang telah aku
titipkan padaNya. Aku tak pernah takut, aku tak pernah sedih, karena aku
bukan seekor kukang yang selalu malu malu menampakkan meganya.
Aku
adalah seekor semut yang akan selalu mengangkat beban jauh lebih berat
tanpa mengutuk-ngutuk adam dan Tuhannya karena Tuhan memberikan ku
sebuah rasa dengan keikhlasan yang tiada terkira. Indah.. sungguh.. Dan
rasa itu yang menuntunku untuk menepis kesendirian itu.
Hey aku tak
sebejat itu. Tidak, aku tidak akan membagi sekeping hati yang telah aku
sisakan untukmu kepada para pengembara baru yang mencoba untuk singgah
dan berlabuh disana.
Karena aku akan membiarkan sekeping hati itu
tertanam dan mengakar hidup dalam semak semak rindu yang terkadang
berbuah dan berbunga atau terkadang hanya akan menjadi makanan ulat ulat
kecil saja.
Sekarang aku hanya ingin menjadi yang terbaik untuk diri ku, hidupku
dan agamaku. Karena aku bukan cleopatra yang cantik rupa dan dipuja
setiap mata memandangnya, tapi aku hanya seseorang hamba sederhana yang
mencintaimu dengan bersembunyi di balik doanya.
Bukan disini aku
menunggumu, bukan hari ini ingin aku memilikimu tapi nanti..
Suatu hari
jika torehan tinta takdir Sang Pencipta tergores bersamamu di mahligai
keindahannya.
waw menarik sekali gan artikelnya :v
ReplyDeletehttp://tersenyumuntuku.blogspot.com/